Ekonomi Indonesia (6)
Bab 6
Pembangunan ekonomi dan Rezeki minyak
1969-1981
Fokus
bab ini adalah :
-
Transisi dan stabilisasi pembangunan
Dengan
melakukan repelita (rencana pembangunan lima tahun).
-
Pertumbuhan ekonomi yang cepat dan faktor-faktor penopangnya
Menuai
total PDB fantastis tiap tahunnya dengan rata 10,2 %. Di tahun 1972 – 80 PDB
juga tumbuh 7,3 %. Sektor Industri paling cepat pertumbuhannya sekaligus
sebagai motor penggerak utama perekonomian nasional.
Pilar 1,
pembangunan infrastuktur.
Pilar 2,
Industry yang diminati BUMN, industry dasar untuk pembangunan (Krakatau steel,
semen, pupuk, kertas, kimia dasar, dll) dan industry strategis berteknologi
tinggi seperti kapal terbang IPTN, galangan kapal, industry pertahanan, dan
telekomunikasi.
Pilar 3,
kebijakan substitusi impor, menuai hasil besar dengan maraknya investasi modal
asing.
Pembangunan
pertanian : program swasembada beras
Lingkungan
kebijakan yang mendukung membawa arus positif dalam pengembangan ekonomi bangsa
Alasan lain :
o Kestabilan politik
o Kelompok yang solid dan tidak ada gangguan
o Niat politik yang kuat untuk menjaga keseimbangan ekonomi
makro
-
Perubahan struktur ekonomi dan permasalahannya
Pertumbuhan
ekonomi yang cepat dengan bertambahnya tenaga kerja, besarnya modal yang
dipakai per pekerja, serta penggunaan teknologi baru.
Gejala
penyakit belanda (penguatan nilai mata uang karena suplai devisa menguat dan
menyebabkan rupiaj menguat drastic, sehingga prodak dalam negeri menjadi mahal
di mata dunia, sehingga membuat beberapa perusahaan tutup, PHK, serta penurunan
ekspor) tapi hal ini bisa di atasi dengan bijak, caranya adalah
menginvestasikan devisa untuk membangun sector pertanian, infrastuktur, serta
program-program kesejahteraan sosial.
-
Perbaikan sejumlah indikator sosial dan kemiskinan
Konsumsi
semakin meningkat dengan pemberdayaan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
Kemiskinan menurun karena ada berkah boom
minyak.
Sistem
keluarga berencana
Urbanisasi,
menjadi masalah ketika para penduduk desa pindah ke kota. Cara mengatasinya
adalah penyamarataan pembangunan antara kota dan desa, penindakan tegas untuk
menjaga agar kota tidak semrawut dan pedesaan tidak kumuh. Harus terdapat
sinkronisasi antara keduanya, supaya rakyat tidak merasa jenuh dan
terbengkalai. Penataan dan pemetaan wilayah merupakan factor penting dalam
perkembangan ekonomi di sebuah negara.
Pada bagian ini kita bisa mengetahui
bahwasanya fokus Indonesia beralih ke pembangunan infrastuktur dan produksi.
Rakyat makin sejahtera dan kemakmuran merangkak naik dengan cepat. Suatu hal
yang luar biasa ketika para pemimpin negeri bisa memanfaatkan hal ini dengan
bijak dan hati-hati.
Namun ada beberapa pertanyaan yang
mungkin akan saya tekankan dalam topik masalah ini. Yakni :
1.
Berkembang pesat, tapi
tetap saja ada beberapa masalah seperti kasus pertamina yang membawa banyak
hutang, urbanisasi besar-besaran dari desa ke kota yang sebenarnya bisa
ditangani lebih bijak oleh pemerintah
2.
Apakah praktek korupsi
disini masih tumbuh subur?
3.
Apakah segala macam
pembangunan yang ada pada saat itu murni oleh devisa sendiri, atau tetap
mengambil pinjaman dari luar negeri?
4.
Hutang Indonesia saat itu
bertambah atau berkurang?
5.
Dalam masa surplus devisa
yang signifikan, mengapa tidak mengalokasikan dana untuk fokus melunasi hutang
negara?
6.
Sejauh ini, selama proses
industrialisasi, pertanian, serta tekologi. Apakah semua itu di sadur dari luar
negeri? mengapa tidak Pendidikan yang di dahulukan? Apa alasannya?
Jawaban akan diberikan di Tulisan
selanjutnya…
Comments
Post a Comment