Kepemimpinan (1)
Saat
mendatangi sebuah pertemuan pada selasa malam tanggal 4 september 2018, disitu
terdapat seorang menyampaikan materi tentang kepemimpinan. Inti dari topik yang
di bahas adalah “pemimpin di pilih bukan karena dia hebat dan paling baik di
antara yang lain, namun karena dia dianggap cocok dengan situasi dan zaman yang
sedang terjadi” kurang lebih seperti itu.
Menyikapi
itu, serasa ada benarnya dalam statement tersebut. Seorang pemimpin pada
dasarnya dipilih untuk bisa memberikan solusi atas problem yang terjadi di
tengah masyarakat. Sang pembicara yang saat itu saya kenal dengan nama mas
Faith, memaparkan dengan jelas dan gambling melalui cerita zaman dahulu yang
itu bisa menjadikan referensi, bagaimana cara kita untuk bisa tahu dan megerti,
agar nantinya bisa memilih seseorang yang benar-benar mampu dan cocok dengan
kondisi zaman sekarang ini.
Diceritakan
pada awal masa setelah wafatnya nabi, akhirny ditunjuklah Abu Bakar Asshidiq
yang lemah lembut dengan tujuan menyatukan ummat islam yang saat itu mulai
terpecah belah, dilanjutkan masa kepemimpinan Umar Bin Khattab yang juga, pada
kondisi saat itu islam melakukan ekspansi besar-besaran keseluruh penjuru
wilayah, kemudian ada Usman yang memegang tampuk kekuasaan saat ummat islam
sudah mulai hidup sejahtera, lalu di lanjutkan Ali dengan kecerdasannya.
Banyak
orang berpikir jika pemimpinlah yang menentukan arah berlabuh suatu bangsa.
Dimana jika pemimpin itu diktator, maka negara yang semula baik pun akan
dikenal kejam. Jika pemimpin itu adil dan bijaksana, maka negara berkembang pun
juga akan maju degan berbagai stimulus yang di lakukan pemimpinnya. Jadi disini
ada dua statement yang menyatakan pemimpin itu dipilih sesuai dengan kondisi
zaman, dan ada pula yang berkata bahwa siapapun pemimpin yang dipilih, itu akan
menentukan arah bangsa yang sedang dipimpinnya.
Kesimpulan
yang bisa kita ambil adalah. Memang setiap saat pola dan kehidupan masyarakat
itu berubah drastis. Perlu ada beberapa perubahan strategi yang bisa membuat
keberlangsungan negara itu berjalan dengan efektif. Pemimpin yang terpilihpun
tidak lain adalah dari rakyat. Yang itu mencerminkan juga dari rakyat. Jadi
jika pemimpin itu tidak baik, secara tidak langsung maka masyarakat yang ada
pada saat itupun tidak baik. Tapi jika ada pemimpin baik, maka sudah dipastikan
masyarakat nya itu baik. Apakah itu betul?
Konsekuensi
logis jika seorang terpilih menjadi pemimpin adalah, dimana dia bisa menjadi
seorang tokoh dan contoh bagi rakyatnya. Saat ini Indonesia masih mengandalkan
peran tokoh nasional sebagai patokan mereka memilih. Tak dipungkiri perang
kredibilitas dan ekstabilitas memanas. Sehingga setiap orang berlomba-lomba
mengangkat pamor dengan segala macam cara.
Sadar
atau tidak di belakang tokoh yang kita lihat, terdapat susunan anggota lain
yang juga tak kalah penting, namun mereka tidak Nampak karena memang posisi
mereka tidak alokasikan untuk itu. Namun peran mereka sangatlah penting untuk
menegakkan dan menopang tokoh yang sedang mereka junjung tersebut, karena
memang tokoh itu sedang dipercaya untuk bisa menyatukan dan menjadi contoh bagi
rakyat yang di pimpinnya.
Comments
Post a Comment